Dalam blog ini saya
akan menuliskan refeksi yang telah dipelajari dalam ‘’PROSES BISNIS (BUSINEES
PROCESS)’’.
Sebelum saya membahas secara
lebih detai sebaiknya, kita mengetahui apa itu sich ‘’Proses Bisnis ?
hmm…
menurut pendapatku sich ‘’Proses Bisnis’’adalah
aktivitas yang dikerjakan secara bertahap atau berurutan dan saling berhubungan
satu dengan lainnya untuk menghasilkan input dan output dalam mencapai tujuan
dari suatu organisasi.
Selanjutnya, Dosen
saya memberikan tugas kelompok dimana kami diminta untuk menganalisis sistem
informasi, menentukan jenis usaha,
judul project, owner dan
developer. Setelah berembuk mengenai jenis usaha, judul proyek akhirnya kelompok
saya membuat Pabrik Makanan Ikan Kaleng. Namun awalnya, kelompok kami masih bingung membedakan yang mana sistem dan bukan sistem tetapi setelah mendapatkan pengarahan
dari Dosen kami pun dapat mengerti dengan baik.
Pelajaran yang dapat saya pahami dari project ini adalah seorang
owner harus berperan aktif bersama developer. Pada developer dapat memberikan
saran kepada owner agar dapat mencapai kepuasan dari konsumen.
Setelah itu, tugas
kelompok lagi yaitu membuat proses bisnis di sebuah perusahaan rental mobil. Kemudian, menentukan pemimpin dan beberapa divisi-divisi yang terdapat di perusahaan tersebut. Nah ini
adalah hasil dari kelompok saya, yaitu :
v Pimpinan bertugas untuk mengontrol
seluruh aktivitas yang dilakukan divisi-divisi.
v Administrasi bertugas untuk menerima
data pelanggan, mencetak struk pemesanan,
dan membuat laporan pemasukan.
v Kasir bertugas untuk menginput struk
pembayaran dan mengeluarkan output berupa tanda pelunasan.
v Service bertugas untuk menerima kartu peminjaman, memberikan kunci, membuat keterangan
mobil keluar dan mengecek keadaan mobil.
Pada minggu berikutnya, seperti biasa kami melakukan pameran di kelas.
Dosen mengacak 1
nomor anggota kelompok yang akan menjadi penjaga
stand, sedangkan sisanya bertugas mendatangi kelompok
lain, memberikan saran dan mencatat hal penting yang berguna.
Dari hasil pameran ini ternyata
ada kekurangan yang terdapat di kelompok saya, yaitu :
kami hanya membuat 3
divisi sebaiknya, proses yang terjadi pada setiap divisi harus lebih detail
seperti bagian customer, aktivitas penyewaan
(keterlambatan / denda), aktivitas
penyewaan supir, aktivitas penambahan unit.
Dari
2 tugas kali ini membuat saya mulai mengerti akan ‘’Proses Bisnis itu sendirinya. Jadi, kesimpulan yang dapat saya
tangkap dari materi ini, yaitu suatu perusahaan harus membutuhkan
karyawan, sehingga dapat saling bekerja sama dan membuat perkembangan perusahaan
tersebut semakin maju dan dapat menjadi contoh atau teladan bagi perusahaan
lainnya.
Yang ingin saya ketahui
lebih lanjut adalah bagaimana proses terbentuknya divisi perusahaan rental mobil tersebut apabila
dihubungkan dalam bentuk Flow Chart ! …
Terima kasih, karena Anda telah ingin membaca blog
saya. Sekian dulu, materi tentang Proses Bisnis (Businees Process) dari saya semoga dapat bermanfaat.
Tunggu materi selanjutnya, minggu depan yang lebih seru lagi loh...^-^.
Dalam blog ini, saya akan sedikit membahas tentang
‘’MODEL PROCESS PENGEMBANGAN SOFTWARE’’, terdiri atas :
ìLinear
Sequential Model / Waterfall Model
ìPrototyping
Model
ìIncremental
Model
ìRapid
Application Development Model
ìSpiral
Model
Untuk lebih detail, mari kita lihat penjelasan di bawah
ini :
ìLinear
Sequential Model / Waterfall Model
Waterfall Model,
yaitu model pengembangan klasik yang dikerjakan secara bertahap atau berurutan
dan paling banyak dipakai di dalam Software Engineering (SE). Jika terjadi
kesalahan di salah satu prosesnya, maka akan diulang dari awal dan dikerjakan
secara berurutan.
Langkah – Langkah Waterfall Model,
yaitu :
1.Requirements Analysis and Definition
Mengumpulkan kebutuhan secara lengkap kemudian kemudian dianalisis dan
didefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh program yang akan dibangun.
Fase ini harus dikerjakan secara lengkap untuk bisa menghasilkan desain yang
lengkap.
2.System and Software Design
Desain dikerjakan setelah kebutuhan selesai dikumpulkan secara lengkap.
3.Implementation and Unit Testing
Desain program diterjemahkan ke
dalam kode-kode dengan menggunakan bahasa pemrograman yang sudah ditentukan.
Program yang dibangun langsung diuji baik secara unit.
4.Integration
and System Testing
Penyatuan unit-unit program kemudian diuji secara
keseluruhan (system testing).
5.Operation
and Maintenance
Mengoperasikan program dilingkungannya dan
melakukan pemeliharaan, seperti penyesuaian atau perubahan karena adaptasi
dengan situasi sebenarnya. Kekurangan utama dari model ini adalah kesulitan
dalam mengakomodasikan perubahan setelah proses dijalani. Fase sebelumnya,
harus lengkap dan selesai sebelum mengerjakan fase berikutnya.
Kelebihan Waterfall Model, yaitu :
a.Merupakan model pengembangan paling handal dan
paling lama digunakan.
b.Cocok untuk system software berskala besar.
c.Cocok untuk system software yang bersifat generic.
d.Pengerjaan project system akan terjadwal dengan
baik dan mudah dikontrol.
Kekurangan Waterfall Model, yaitu :
Ø Persyaratan system harus digambarkan dengan jelas.
Ø Rincian proses harus benar-benar jelas dan tidak
boleh berubah-ubah.
Ø Sulit untuk mengadaptasi jika terjadi perubahan
spesifikasi pada suatu tahapan pengembangan.
Prototyping Model adalah proses yg bisa dilaksanakan secara berulang
dengan tujuan menghindarkan proses persetujuan formal secara periodik yg
diperlukan pada pendekatan pengembangan sistem secara tradisional dan digunakan
untuk membantu pengembang dalam membentuk model dari perangkat lunak yang harus
dibuat.
Langkah – Langkah Prototyping Model,
adalah :
®Pengumpulan Kebutuhan.
®Membangun Prototyping.
®Evaluasi Protoptyping.
®Mengkodekan Sistem.
®Menguji Sistem.
®Evaluasi Sistem.
®Menggunakan Sistem.
Keunggulan Prototyping Model, adalah :
a.Sudah
terstruktur
b.Adanya
komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan
c.Lebih
menghemat waktu
d.Pengembang
dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan
e.Pelanggan
berperan aktif dalam pengembangan sistem
Kelemahan Prototyping Model, adalah :
vProses analisis dan perancangan terlalu
singkat.
vMengesampingkan alternatif pemecahan masalah.
vBisanya kurang fleksible dalam mengahdapi
perubahan.
vProtitype yang dihasilkan tidak selamanya mudah
dirubah.
Incremental Model, yaitu menggabungkan elemen-elemen
model sekuensial linier (diimplementasikan secara berulang) dengan filosofi
prototype interatif. Model ini memakai urutan-urutan linier di dalam model yang
membingungkan, seiring dengan laju waktu kalender. Setiap urutan linier
menghasilkan pertambahan perangkat lunak yang kemudian dapat disampaikan kepada
pengguna.
Tahapan – Tahapan Incremental Model, yaitu :
1.Requirementadalah proses
tahapan awal yang dilakukan pada incremental
model adalah penentuan kebutuhan atau analisis kebutuhan.
2.Specificationadalah
proses spesifikasi dimana menggunakan analisis kebutuhan sebagai acuannya.
3.Architecture Designadalah
tahap selanjutnya, perancangan software yang terbuka agar dapat diterapkan
sistem pembangunan per-bagian pada tahapan selanjutnya.
4.Code setelah melakukan proses
desain selanjutnya ada pengkodean.
5.Test merupakan tahap pengujian
dalam model ini.
Kelebihan Incremental Model, yaitu :
§ Merupakan
model dengan manajemen yang sederhana.
§ Bersifat
interatif atau perulangan.
§ Mampu
mengakomodasi perubahan secara fleksibel.
§ Prioritas
tinggi pada pelayanan system adalah yang paling diuji.
§ Produk
yang dihasilkan semakin lama semakin lengkap, hingga versi akhir dari sebuah
produk akan dianggap paling lengkap dan sempurna karena mengalami perbaikan yang
berkesinambungan.
§ Model
ini cocok jika jumlah anggota tim pengembangan /pembangunan software terbatas.
§ Pelanggan
dapat memakai inkremen yang pertama sebagai bentuk prototype dan mendapatkan
pengalaman yang dapat menginformasikan persyaratan untuk inkremen system
berikutnya.
§ Resiko
untuk kegagalan proyek secara keseluruhan lebih rendah. Walaupun masalah dapat
ditemukan pada beberapa incremen, bias saja beberapa inkremen diserahkan dengan
sukses kepada pelanggan.
Kekurangan Incremental Model, yaitu :
a.Incremental
harus relative lebih kecil (tidak lebih dari 20.000 baris kode) dan setiap
inkremen harus menyediakan sebagian dari fungsional system.
b.Adanya
kesulitan untuk memetakan persyaratan pelanggan pada incremen dengan ukuran
yang benar.
c.Butuh
waktu yang relatif lebih lama untuk menghasilkan produk yang lengkap.
Rapid Application Development (RAD)
adalah model proses incremental software yang berkecepatan tinggi dari
waterfall model dan memiliki tim kerja untuk menjalankan pekerjaannya masing –
masing.
Langkah – Langkah Rapid Application Development (RAD) adalah :
ª Bussiness Modelling, digunakan untuk
mencari informasi apa yang mengendalikan proses bisnis? informasi apa yang
dimunculkan? Di mana informasi digunakan ? Siapa yang memproses ?.
ª Data Modelling, digunakan
untuk menjelaskan objek data yang dibutuhkan dalam proyek.
ª Process Modelling, digunakan
untuk mendapatkan informasi yang diperlukan pada implementasi fungsi bisnis.
ª Aplication Generation. RAD memakai
komponen program yang telah ada atau menciptakan komponen yang bisa dipakai
lagi
ª Testing and Turnover. Karena
menggunakan komponen yang telah ada, maka mengurangi waktu pengujian. Tetapi, komponen
baru harus diuji dan interface secara penuh.
Keunggulan Rapid
Application Development (RAD) adalah :
a.Waktu
pengerjaannya yang terbilang singkat yaitu kira-kira 60-90 hari.
b.RAD dalam
prosesnya dapat menggunakan kembali komponen software maupun program yang sudah
ada sebelumnya sehingga menghemat waktu dan lebih mudah.
Kelemahan Rapid Application Development
(RAD) adalah :
§ Membutuhkan
sumber daya manusia yang besar, untuk membentuk tim-tim.
§ Developers
dan customers dituntut harus commit pada kecepatan aktivitas kerja untuk
menyelesaikan sistem sesuai dengan frame time, jika tidak maka project RAD akan
gagal.
§ Jika sistem
tidak dapat dimodulkan dengan benar, maka dalam pembangunan komponen dari RAD
akan bermasalah.
§Jika
performance hanya berfokus pada perbaikan interface dari komponen sistem, maka
pendekatan RAD mungkin tidak bekerja.
§Jika resiko
terlalu tinggi maka model RAD bukanlah model yang tepat untuk digunakan.
Spiral Model adalah satu
bentuk evolusi yang menggunakan metode iterasi natural yang dimiliki oleh model
prototyping dan digabungkan dengan aspek sistimatis yang dikembangkan dengan
model waterfall. Setiap lintasan pada gambar spiral menambahkan kemampuan
fungsional pada sistem.
Tahapan – Tahapan Spiral Model, adalah :
¶ Customer Communication (Komunikasi
Pelanggan), adalah tugas-tugas yang dibutuhkan untuk membangun komunikasi yang
efektif diantara developer dan pelanggan.
¶ Planning (Perencanaan), adalah
tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mendefinisikan sumber daya, ketepatan waktu,
dan proyek informasi lain yang berhubungan.
¶ Risk Analysis (Analisa Resiko), adalah
yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk menaksir resiko-resiko yang mungkin akn
dihadapi, baik dari segi manajemen maupun teknis.
¶ Engineering (Perekayasaan), adalah
yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih representasi
dari aplikasi tersebut.
¶ Construction and Release (Konstruksi
dan Peluncuran), adalah tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi,
menguji, memasang (instalasi) dan memberikan pelayanan kepada pemakai,
contohnya pelatihan dan dokumentasi.
¶ Customer Evaluation (Evaluasi
Pelanggan), adalah tugas-tugas yang dibutuhkan untuk memperoleh umpan balik
dari pelanggan dengan didasarkan pada evaluasi representasi software, yang
dibuat selama masa perekayasaan, dan diimplementasikan selama masa pemasangan.
Sektor – Sektor Spiral Model adalah :
1.Mengidentifikasi tujuan, alternatif, dan kendala
setiap tahap secara spesifik.
2.Mengevaluasi alternatif, menilai resiko dan
pengurangannya, aktifitas ditempatkan untuk mengurangi resiko kunci.
3.Pengembangan dan validasi.
4.Proyek ditinjau ulang dan tahap spiral berikutnya
direncanakan.
Kelebihan Spiral Model, adalah :
÷ Model
ini sangat baik digunakan untuk sistem dan software yang besar.
÷ Menekankan
pada pencarian okumative, dan pemaksaan penggunaan kembali software yang telah
ada.
÷ Adanya
analisa resiko pada mekanisme untuk memperkecil resiko.
÷ Adanya
prototyping sehingga memudahkan komunikasi dengan konsumen.
Kelemahan Spiral Model, adalah :
ø Memerlukan
waktu yang cukup lama untuk mengembangkan software.
ø Sistem
pengendalian yang kurang baik.
ø Biasanya
pihak developer dan perusahaan berada pada satu pihak yang sama sehingga pada
tahap analisa resiko, mereka bisa sewaktu-waktu dapat membatalkan proses
rekayasa Jika pihak developer adalah pihak di luar perusahaan, maka akan timbul
masalah komunikasi.
Terima kasih, karena Anda telah ingin membaca blog
saya. Sekian dulu, materi tentang ''Model - Model Process Pengembangan Software'' dari saya semoga dapat bermanfaat.
Tunggu materi selanjutnya minggu depan yang lebih seru lagi ya...^-^.